Penerapan Smart City di Kota Surabaya
Juli 16, 2021
Add Comment
Konsep “smart city” atau kota cerdas kini mulai
diterapkan di berbagai kota besar di Indonesia. Surabaya merupakan salah satu
kota besar di Indonesia yang telah menerapkan konsep Smart City.
Apa
itu Smart City?
Smart city adalah konsep kota cerdas yang dirancang
guna membantu berbagai hal kegiatan masyarakat, terutama dalam upaya mengelola
sumber daya yang ada dengan efisien, serta memberikan kemudahan mengakses
informasi kepada masyarakat, hingga untuk mengantisipasi kejadian yang tak
terduga sebelumnya.
Aspek
utama Smart City
Pada tahun 2014, Frost & Sullivan
mengidentifikasi 8 aspek utama dari penerapan smart city, yaitu smart
governance, smart infrastructure, smart technology, smart mobility, smart
healthcare, smart energy, smart building, dan smart citizen.
Tujuan
Smart City
Tujuan utama dari diadakannya smart city antara lain
untuk membentuk suatu kota yang aman dan nyaman bagi warga serta untuk
memperkuat daya saing kota dalam hal perekonomian. Sehingga dapat dijelaskan
bahwa tujuan pelaksanaan smart city dapat dibagi menjadi 3 agenda utama, yaitu
untuk menunjang kota di dalam dimensi sosial (keamanan), ekonomi (daya saing)
dan lingkungan (kenyamanan).
Atau lebih umum dikutip dari laman United Nation,
dapat dikatakan bahwa tujuan smart city adalah untuk membentuk kota yang
Sustainable (ekonomi, sosial, lingkungan).
Penerapan
Smart City Terbaik di Kota-kota Negara Maju di Dunia
Hampir seluruh ibu kota dan kota besar di belahan
dunia telah menerapkan program Smart City, baik di kota di negara eropa,
amerika, asia, hingga afrika.
The IESE Business School, sebuah sekolah penelitian
di Spanyol telah memilih 20 kota pintar terbaik di dunia. Mereka menilainya
melalui index yang disebut Cities in Motion Index (CIMI), dengan cara mengutus
peneliti ke 135 kota di 55 negara di seluruh dunia dan mengukurnya dengan 50
indikator
Dan 20 kota pintar terbaik di dunia menurut Cities
in Motion Index (CIMI) yaitu antara lain :
1. Tokyo
2. London
3. New
York
4. Zürich
5. Paris
6. Geneva
7. Basel
8. Osaka
9. Seoul
10. Oslo
11. Philadelphia
12. Los
Angeles
13. Dallas
14. Copenhagen
15. Eindhoven
16. Amsterdam
17. Sidney
18. Stockholm
19. Chicago
20. Baltimore
Bagaimana
Penerapan Smart City di Indonesia?
Pemerintah saat ini tengah gencar dalam penerapan
smart city di Indonesia. Sebut saja kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung
dan Surabaya yang sudah cukup lama menerapkan konsep kota cerdas. Seiring
dengan itu, kota-kota lain pun turut mengikuti dan kini sedang dalam proses,
seperti Batam, Banyuwangi, Bojonegoro serta Bali.
Namun, dalam proses penerapannya, terdapat sejumlah
kendala yang mengakibatkan tersendatnya proses realisasi. Berikut beberapa
kendala yang menghambat proses penerapan smart city di Indonesia, dilansir dari
CNN Indonesia.
Investasi
besar
Citiasia Center for Smart Nation menyebutkan total
nilai investasi kota cerdas di seluruh Indonesia dapat mencapai US$ 400 miliar
(sekitar Rp 5,4 triliun). Tentunya angka tersebut sangat besar bagi kota dan
kabupaten yang ingin menerapkan kota cerdas sekaligus menggiurkan bagi yang
ingin berinvestasi.
Dan bagi sektor industri teknologi Tanah Air, hal
ini merupakan peluang besar karena pelaku smart city di Indonesia masih
terbilang minim. Apalagi, pemerintah menargetkan akan ada 100 kota cerdas
hingga 2019 nanti.
“Kalau seperti DKI kan mereka mengambil (dana)-nya
lewat program CSR, tapi kalau di daerah lain mereka investasi sendiri, bangun
sendiri. Misal bangun serat optiknya (fiber optic) dulu, lalu setahun kemudian
bangun data center,” tutur Fanky Christian, Ketua Asosiasi Sistem Integrator
dan Sekuriti Indonesia (ASISINDO), saat ditemui CNN Indonesia di bilangan
Thamrin, Jakarta, Kamis (2/11).
Penyediaan
infrastruktur bertahap
Fanky juga menjelaskan tahapan untuk membangun kota
cerdas. Pertama adalah pembangunan infrastruktur dasar, yaitu penyediaan
internet. Salah satunya lewat pembangunan jaringan kabel fiber optik.
Setelah infrastruktur dasar selesai, pembangunan
pusat pengolahan data jadi fokus berikutnya. Rampung dengan pengolahan data
selesai, pemerintah bisa melanjutkan pengembangan dengan memasukkan dan
mengolah data kota yang didapat dari sensor, aplikasi, atau lainnya.
Untuk kasus Surabaya misalnya, pemerintah kota
mengambil data lalu lintas dengan menempatkan CCTV yang bisa membaca kecepatan
kendaraan. Sementara pemerintah Jakarta, mengumpulkan data keluhan masyarakat
lewat aplikasi Qlue. Pengembangan lain bisa bermacam-macam tergantung kebutuhan
pemerintah. Sensor pun dipasang disungai untuk memantau debit air guna
peringatan banjir, misalnya.
Perangkat
langka
Masalah lain yang menghambat implementasi adalah
harga perangkat yang tinggi dan sulit diperoleh.
Penyedia solusi teknologi kota pintar didominasi
pemain asing, sehingga perlu dana yang tak sedikit untuk membeli perangkat
tersebut. Pemain lokal pun masih sangat sedikit yang sanggup bersaing.
“Mungkin impornya harus dikurangi karena teknologi
ini masih belum ada di Indonesia dan dibutuhkan,” kata Baki Lee, Direktur PT.
Global Expo Management, saat ditemui di tempat yang sama.
Penerapan
Smart City di Surabaya
Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur.
Yang terletak dikoordinat 7°16′LU 112°43′BT, dengan luas wilayah 374.8 km2
(144.7 mil²), yang menjadikan Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia
setelah Jakarta, dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta
jiwa.
Pada saat ini surabaya dipimpin oleh walikota yaitu
Ir.Tri Rismaharini, M.T, yang merupakan wanita pertama yang terpilih sebagai
Wali Kota Surabaya sepanjang sejarahnya. Insinyur lulusan Arsitektur dan pasca
sarjana Manajemen Pembangunan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Di masa
kepemimpinannya di DKP, hingga menjadi wali kota, Surabaya menjadi lebih asri
dan tertata dengan baik dibandingkan sebelumnya, lebih hijau dan lebih segar.
Taman-taman kota yang dibangun Risma adalah pemugaran taman bungkul di Jalan
Raya Darmo dengan konsep all-in-one entertainment park, taman di Bundaran
Dolog, taman buah Undaan, serta taman di Bawean, dan di beberapa tempat lainnya
yang dulunya mati sekarang tiap malam dipenuhi dengan warga Surabaya. Selain
itu Risma juga membangun jalur pedestrian dengan konsep modern di sepanjang
jalan Basuki Rahmat yang kemudian dilanjutkan hingga jalan Tunjungan, Blauran,
dan Panglima Sudirman. Di bawah kepemimpinannya, Kota Surabaya meraih tiga kali
piala adipura yaitu tahun 2011, 2012, dan 2013 kategori kota metropolitan.
Dalam ajang Smart City Award 2011 yang diadakan oleh
majalah Warta Ekonomi, Surabaya meraih 3 dari 4 penghargaan yaitu Smart
Governance, Smart Living dan Smart Environment setelah menyisihkan 59 peserta
lain dari 33 provinsi di Indonesia. Adapun faktor dan indikator yang
dinilai dan menjadi penentu kemenangan di ajang tersebut adalah sebagai
berikut:
A. Smart Government, meliputi:
- Participation in Decision Making (Rencana Strategis TIK, Keterlibatan Publik dalam Pengambilan Keputusan, Sistem Administrasi Kependudukan, Sistem Administrasi Perijinan, Partisipasi Warga, Sistem Monitoring Area Publik)
- Public Services
- Transparent Governance
B. Smart Living, meliputi:
- Education Facilities (Penerimaan Murid Baru Online, SIM Sekolah Online, Portal Pariwisata, CCTV Pemantau Lalu Lintas, Traffic Management Center, Kerjasama antar Instansi terkait eGov, Kerjasama dengan Swasta terkait eGov, Fasilitas wifi gratis di tempat publik)
- Touristic Attractivity
- ICT Infrastructure Availability
C. Smart Environment, meliputi:
- Sustainable Resource Management (Sistem Peringatan Dini Bencana/Early Warning System, Sistem Pengolahan Sampah Berbasis TI, Sistem Monitoring Air Berbasis TI)
Selain itu, kepemimpinan Tri Risma juga membawa
Surabaya menjadi kota yang terbaik partisipasinya se-Asia Pasifik pada tahun
2012 versi Citynet atas keberhasilan pemerintah kota dan partisipasi rakyat
dalam mengelola lingkungan.
Dikutip dari laman Telko.id, penerapan smart city di
Surabaya tertuang dari pelayanan e-goverment yang nyatanya telah dilakukan
sejak tahun 2002 silam. Hal ini diungkapkan langsung oleh walikota mereka Tri
Rismaharini yang menyebutkan, “Kami di Surabaya sudah mengimplementasikan hal
ini sejak tahun 2002, Kami juga memiliki eketronik SDM untuk tes CPNS,
dan semua proses nya melalui online,” ujarnya ketika di temui Tim Telko.id pada
ajang Indonesia FTTH Summit, di Jakarta (27/4/2016).
E-goverment di Surabaya sendiri mencangkup Sistem
Pengelolaan Keuangan Daerah, e-SDM, e-Monitoring, e-education, e-permit,
e-office, e-health,e-dishub, serta Media Center dan Sistem Siaga Bencana.
Dilihat dari banyaknya sub yang di hadirkan pada
program e-goverment tadi, bisa disimpulkan bahwa kota Surabaya dinilai paling
maju dalam mengimplementasikan tren smart city dan juga sistem IoT, dengan
kesemua nya terkoneksi pada internet.
“Kami memberikan akses internet gratis bagi semua
warga kami agar bisa mengakses semuanya menggunakan internet, serta tidak perlu
antri lagi untuk ke Puskesmas, dan bisa menunggu jadwal dirumah,” ucap Risma.
Untuk Sistem
Pengelolaan Keuangan Daerah terdiri dari beberapa poin yakni
e-musrenbang yang disusun untuk mendukung sinergi perencanaan antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah. Hadir juga e-budgeting, e-project, e-procurement,
e-delivery, e-controlling, e-performance unuk melihat performa dari para staff
pemerintahan di Surabaya. Para saff ini nantinya akan mendapatkan nilai dari
kinerja mereka. Selain itu, ada juga e-SIMBADA, e-payment, e-tax e- Audit dan
fasum-fasos, yakni untuk memantau serta terkait dengan pengadaaan fasilitas
umum dan sosial di Surabaya.
Sementara untuk E- SDM, fitur ini mengurusi beberapa hal seperti test CPNS,
gaji berkala, kenaikan pangkat, mutasi serta pensiun bagi para staff. E-SDM ini
memungkinkan para staff pemerintahan di Surabaya mulai dari level terkecil,
untuk mengakses semua nya melalui jalur internet.
E-Education,
akan membawahi berbagai urusan seperti penerimaan siswa baru, tryout online,
rapor online, penerimaan kepala sekolah online serta radio visual.
E-Monitoring yang
bertujuan untuk memonitor keadaan di Surabaya secara real-time, dengan
mengkoneksikan CCTV/SITS, untuk penertiban reklame, pajak dan retribusi, Operasi
yustisi, Monitoring sampah serta monitoring pemakaman.
E-office untuk
mengakomodir kebutuhan e-surat dan e-jadwal, sehingga meminimalisir bahkan
meniadakan penggunaaan kertas. Yang mana hal ini dapat mempersedikit beban
sampah serta perawatan lingkungan.
Hadir juga E-Health,
yang memungkikan warga untuk tidak perlu antri di puskesmas, karena bisa
menjadwalkan kapan ingin berobat disana dan dapat menunggu dari rumah.
Nantinya, jika para warga dirujuk ke rumah Sakit terdekat, mereka tidak perlu
membawa surat rujukan, karena pihak rumah sakit dapat memeriksa nya
mengguunakan perangkat tablet.
E-Permit yang
berguna untuk mengurus segala macam perizinan secara online. Seperti,
pernikahan, surat kematian, akta lahir dan sebagainya.
Referensi:
1. http://smartcity.wg.ugm.ac.id/?p=5958
2. http://www.surabaya.go.id/pemerintahan/941-surabaya-raih-3-dari-4-kategori-penghargaan-di-ajang-smart-city-award-2011
3. https://teknologi.id/tekno/langkah-dan-kendala-penerapan-smart-city-di-indonesia/
4. https://telko.id/4777/mengintip-penerapan-smart-city-di-surabaya/
5. https://faysouwakil12.wordpress.com/2014/06/27/surabaya-smart-city/
0 Response to "Penerapan Smart City di Kota Surabaya"
Posting Komentar