Iklan Header

projects.co.id

Penerapan Smart City di Kota Surabaya


Penerapan Smart City di Kota Surabaya

 
Konsep “smart city” atau kota cerdas kini mulai diterapkan di berbagai kota besar di Indonesia. Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang telah menerapkan konsep Smart City.


Apa itu Smart City?

Smart city adalah konsep kota cerdas yang dirancang guna membantu berbagai hal kegiatan masyarakat, terutama dalam upaya mengelola sumber daya yang ada dengan efisien, serta memberikan kemudahan mengakses informasi kepada masyarakat, hingga untuk mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya.

Aspek utama Smart City
Pada tahun 2014, Frost & Sullivan mengidentifikasi 8 aspek utama dari penerapan smart city, yaitu smart governance, smart infrastructure, smart technology, smart mobility, smart healthcare, smart energy, smart building, dan smart citizen.

Tujuan Smart City
Tujuan utama dari diadakannya smart city antara lain untuk membentuk suatu kota yang aman dan nyaman bagi warga serta untuk memperkuat daya saing kota dalam hal perekonomian. Sehingga dapat dijelaskan bahwa tujuan pelaksanaan smart city dapat dibagi menjadi 3 agenda utama, yaitu untuk menunjang kota di dalam dimensi sosial (keamanan), ekonomi (daya saing) dan lingkungan (kenyamanan).

Atau lebih umum dikutip dari laman United Nation, dapat dikatakan bahwa tujuan smart city adalah untuk membentuk kota yang Sustainable (ekonomi, sosial, lingkungan).

Penerapan Smart City Terbaik di Kota-kota Negara Maju di Dunia
Hampir seluruh ibu kota dan kota besar di belahan dunia telah menerapkan program Smart City, baik di kota di negara eropa, amerika, asia, hingga afrika.

The IESE Business School, sebuah sekolah penelitian di Spanyol telah memilih 20 kota pintar terbaik di dunia. Mereka menilainya melalui index yang disebut Cities in Motion Index (CIMI), dengan cara mengutus peneliti ke 135 kota di 55 negara di seluruh dunia dan mengukurnya dengan 50 indikator

Dan 20 kota pintar terbaik di dunia menurut Cities in Motion Index (CIMI) yaitu antara lain :
1.      Tokyo
2.      London
3.      New York
4.      Zürich
5.      Paris
6.      Geneva
7.      Basel
8.      Osaka
9.      Seoul
10.  Oslo
11.  Philadelphia
12.  Los Angeles
13.  Dallas
14.  Copenhagen
15.  Eindhoven
16.  Amsterdam
17.  Sidney
18.  Stockholm
19.  Chicago
20.  Baltimore

Bagaimana Penerapan Smart City di Indonesia?
Pemerintah saat ini tengah gencar dalam penerapan smart city di Indonesia. Sebut saja kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya yang sudah cukup lama menerapkan konsep kota cerdas. Seiring dengan itu, kota-kota lain pun turut mengikuti dan kini sedang dalam proses, seperti Batam, Banyuwangi, Bojonegoro serta Bali.

Namun, dalam proses penerapannya, terdapat sejumlah kendala yang mengakibatkan tersendatnya proses realisasi. Berikut beberapa kendala yang menghambat proses penerapan smart city di Indonesia, dilansir dari CNN Indonesia.

Investasi besar
Citiasia Center for Smart Nation menyebutkan total nilai investasi kota cerdas di seluruh Indonesia dapat mencapai US$ 400 miliar (sekitar Rp 5,4 triliun). Tentunya angka tersebut sangat besar bagi kota dan kabupaten yang ingin menerapkan kota cerdas sekaligus menggiurkan bagi yang ingin berinvestasi.

Dan bagi sektor industri teknologi Tanah Air, hal ini merupakan peluang besar karena pelaku smart city di Indonesia masih terbilang minim. Apalagi, pemerintah menargetkan akan ada 100 kota cerdas hingga 2019 nanti.

“Kalau seperti DKI kan mereka mengambil (dana)-nya lewat program CSR, tapi kalau di daerah lain mereka investasi sendiri, bangun sendiri. Misal bangun serat optiknya (fiber optic) dulu, lalu setahun kemudian bangun data center,” tutur Fanky Christian, Ketua Asosiasi Sistem Integrator dan Sekuriti Indonesia (ASISINDO), saat ditemui CNN Indonesia di bilangan Thamrin, Jakarta, Kamis (2/11).

Penyediaan infrastruktur bertahap
Fanky juga menjelaskan tahapan untuk membangun kota cerdas. Pertama adalah pembangunan infrastruktur dasar, yaitu penyediaan internet. Salah satunya lewat pembangunan jaringan kabel fiber optik.

Setelah infrastruktur dasar selesai, pembangunan pusat pengolahan data jadi fokus berikutnya. Rampung dengan pengolahan data selesai, pemerintah bisa melanjutkan pengembangan dengan memasukkan dan mengolah data kota yang didapat dari sensor, aplikasi, atau lainnya.

Untuk kasus Surabaya misalnya, pemerintah kota mengambil data lalu lintas dengan menempatkan CCTV yang bisa membaca kecepatan kendaraan. Sementara pemerintah Jakarta, mengumpulkan data keluhan masyarakat lewat aplikasi Qlue. Pengembangan lain bisa bermacam-macam tergantung kebutuhan pemerintah. Sensor pun dipasang disungai untuk memantau debit air guna peringatan banjir, misalnya.

Perangkat langka
Masalah lain yang menghambat implementasi adalah harga perangkat yang tinggi dan sulit diperoleh.

Penyedia solusi teknologi kota pintar didominasi pemain asing, sehingga perlu dana yang tak sedikit untuk membeli perangkat tersebut. Pemain lokal pun masih sangat sedikit yang sanggup bersaing.

“Mungkin impornya harus dikurangi karena teknologi ini masih belum ada di Indonesia dan dibutuhkan,” kata Baki Lee, Direktur PT. Global Expo Management, saat ditemui di tempat yang sama.


Penerapan Smart City di Surabaya
Penerapan Smart City di Kota Surabaya
Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur. Yang terletak dikoordinat 7°16′LU 112°43′BT, dengan luas wilayah 374.8 km2 (144.7 mil²), yang menjadikan Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta, dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa. 

Pada saat ini surabaya dipimpin oleh walikota yaitu Ir.Tri Rismaharini, M.T, yang merupakan wanita pertama yang terpilih sebagai Wali Kota Surabaya sepanjang sejarahnya. Insinyur lulusan Arsitektur dan pasca sarjana Manajemen Pembangunan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Di masa kepemimpinannya di DKP, hingga menjadi wali kota, Surabaya menjadi lebih asri dan tertata dengan baik dibandingkan sebelumnya, lebih hijau dan lebih segar. Taman-taman kota yang dibangun Risma adalah pemugaran taman bungkul di Jalan Raya Darmo dengan konsep all-in-one entertainment park, taman di Bundaran Dolog, taman buah Undaan, serta taman di Bawean, dan di beberapa tempat lainnya yang dulunya mati sekarang tiap malam dipenuhi dengan warga Surabaya. Selain itu Risma juga membangun jalur pedestrian dengan konsep modern di sepanjang jalan Basuki Rahmat yang kemudian dilanjutkan hingga jalan Tunjungan, Blauran, dan Panglima Sudirman. Di bawah kepemimpinannya, Kota Surabaya meraih tiga kali piala adipura yaitu tahun 2011, 2012, dan 2013 kategori kota metropolitan.

Dalam ajang Smart City Award 2011 yang diadakan oleh majalah Warta Ekonomi, Surabaya meraih 3 dari 4 penghargaan yaitu Smart Governance, Smart Living dan Smart Environment setelah menyisihkan 59 peserta lain dari 33 provinsi di Indonesia. Adapun faktor dan indikator yang dinilai dan menjadi penentu kemenangan di ajang tersebut adalah sebagai berikut:
A. Smart Government, meliputi:
  • Participation in Decision Making (Rencana Strategis TIK, Keterlibatan Publik dalam Pengambilan Keputusan, Sistem Administrasi Kependudukan, Sistem Administrasi Perijinan, Partisipasi Warga, Sistem Monitoring Area Publik)
  • Public Services
  • Transparent Governance
B. Smart Living, meliputi:
  • Education Facilities (Penerimaan Murid Baru Online, SIM Sekolah Online, Portal Pariwisata, CCTV Pemantau Lalu Lintas, Traffic Management Center, Kerjasama antar Instansi terkait eGov, Kerjasama dengan Swasta terkait eGov, Fasilitas wifi gratis di tempat publik)
  • Touristic Attractivity
  • ICT Infrastructure Availability
C. Smart Environment, meliputi:
  • Sustainable Resource Management (Sistem Peringatan Dini Bencana/Early Warning System, Sistem Pengolahan Sampah Berbasis TI, Sistem Monitoring Air Berbasis TI)

Selain itu, kepemimpinan Tri Risma juga membawa Surabaya menjadi kota yang terbaik partisipasinya se-Asia Pasifik pada tahun 2012 versi Citynet atas keberhasilan pemerintah kota dan partisipasi rakyat dalam mengelola lingkungan.

Dikutip dari laman Telko.id, penerapan smart city di Surabaya tertuang dari pelayanan e-goverment yang nyatanya telah dilakukan sejak tahun 2002 silam. Hal ini diungkapkan langsung oleh walikota mereka Tri Rismaharini yang menyebutkan, “Kami di Surabaya sudah mengimplementasikan hal ini sejak tahun 2002,  Kami juga memiliki eketronik SDM untuk tes CPNS, dan semua proses nya melalui online,” ujarnya ketika di temui Tim Telko.id pada ajang Indonesia FTTH Summit, di Jakarta (27/4/2016).

E-goverment di Surabaya sendiri mencangkup Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah, e-SDM, e-Monitoring, e-education, e-permit, e-office, e-health,e-dishub, serta Media Center dan Sistem Siaga Bencana.

Dilihat dari banyaknya sub yang di hadirkan pada program e-goverment tadi, bisa disimpulkan bahwa kota Surabaya dinilai paling maju dalam mengimplementasikan tren smart city dan juga sistem IoT, dengan kesemua nya terkoneksi pada internet.

“Kami memberikan akses internet gratis bagi semua warga kami agar bisa mengakses semuanya menggunakan internet, serta tidak perlu antri lagi untuk ke Puskesmas, dan bisa menunggu jadwal dirumah,” ucap Risma.

Untuk Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah terdiri dari beberapa poin yakni e-musrenbang yang disusun untuk mendukung sinergi perencanaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Hadir juga e-budgeting, e-project, e-procurement, e-delivery, e-controlling, e-performance unuk melihat performa dari para staff pemerintahan di Surabaya. Para saff ini nantinya akan mendapatkan nilai dari kinerja mereka. Selain itu, ada juga e-SIMBADA, e-payment, e-tax e- Audit dan fasum-fasos, yakni untuk memantau serta terkait dengan pengadaaan fasilitas umum dan sosial di Surabaya.

Sementara untuk E- SDM, fitur ini mengurusi beberapa hal seperti test CPNS, gaji berkala, kenaikan pangkat, mutasi serta pensiun bagi para staff. E-SDM ini memungkinkan para staff pemerintahan di Surabaya mulai dari level terkecil, untuk mengakses semua nya melalui jalur internet.

E-Education, akan membawahi berbagai urusan seperti penerimaan siswa baru, tryout online, rapor online, penerimaan kepala sekolah online serta radio visual.

E-Monitoring yang bertujuan untuk memonitor keadaan di Surabaya secara real-time, dengan mengkoneksikan CCTV/SITS, untuk penertiban reklame, pajak dan retribusi, Operasi yustisi, Monitoring sampah serta monitoring pemakaman.

E-office untuk mengakomodir kebutuhan e-surat dan e-jadwal, sehingga meminimalisir bahkan meniadakan penggunaaan kertas. Yang mana hal ini dapat mempersedikit beban sampah serta perawatan lingkungan.

Hadir juga E-Health, yang memungkikan warga untuk tidak perlu antri di puskesmas, karena bisa menjadwalkan kapan ingin berobat disana dan dapat menunggu dari rumah. Nantinya, jika para warga dirujuk ke rumah Sakit terdekat, mereka tidak perlu membawa surat rujukan, karena pihak rumah sakit dapat memeriksa nya mengguunakan perangkat tablet.

E-Permit yang berguna untuk mengurus segala macam perizinan secara online. Seperti, pernikahan, surat kematian, akta lahir dan sebagainya.

Referensi:
1. http://smartcity.wg.ugm.ac.id/?p=5958
2. http://www.surabaya.go.id/pemerintahan/941-surabaya-raih-3-dari-4-kategori-penghargaan-di-ajang-smart-city-award-2011
3. https://teknologi.id/tekno/langkah-dan-kendala-penerapan-smart-city-di-indonesia/
4. https://telko.id/4777/mengintip-penerapan-smart-city-di-surabaya/
5. https://faysouwakil12.wordpress.com/2014/06/27/surabaya-smart-city/

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Penerapan Smart City di Kota Surabaya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel